Kamis, 07 Mei 2015

KONSEP CINTA MENURUT ISLAM

KONSEP CINTA MENURUT ISLAM

Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa.Cinta adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas, tapi cinta harus teralisasikan dalam perbuatan/tindakan pribadi seseorang.


Para filosof dan arif membagi cinta (isyq) dalam beberapa bagian beragam. Namun dalam sebuah klasifikasi global cinta terbagi menjadi dua bagian:

1. Cinta hakiki (sejati) yaitu cinta kepada Allah Swt, sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya.
2. Cinta majasi (kiasan). Jenis cinta ini skopnya sangat luas dan dapat dikatakan bahwa cinta majasi tidak terbatas antara manusia kepada manusia lainnya saja, melainkan mencintai segala jenis orang dicintai selain Allah Swt disebut sebagai cinta majasi.

Adapun sekaitan dengan apa hukumnya cinta itu? Apa yang dapat dikatakan dalam masalah ini adalah bahwa cinta jika ia merupakan cinta sejati dan sebagian jenis majasinya; seperti cinta rasional dan cinta spiritual, bukan hanya tidak tecela bahkan boleh jadi termasuk sebagai bagian dari kesempurnaan. Namun apabila dari jenis cinta hewani yang merupakan tingkatan terendah jenis cinta, cinta seperti ini apabila disertai dengan kesucian dan ketakwaan serta tidak keluar dari domain kesucian maka hal itu diperbolehkan.

Jenis cinta seperti ini datang dengan cepat dan juga pergi dengan cepat. Cinta seperti ini tidak dapat diandalkan. Membunuh kemuliaan manusia. Hanya dengan bantuan menjaga kesucian (ifaf), ketakwaan dan tidak tunduk di hadapan orang-orang yang mendapatkan keuntungan darinya; yaiatu tatkala terjadi perpisahan dan tidak bersua satu sama lain, dan kesucian dari sisi lain, maka segala duka dan nestapa, pelbagai tekanan dan kesusahan yang menguasai jiwa seorang pecinta akan menjadi ringan tatkala disertai dengan kesucian dan ketakwaan.

Para arif dalam hal ini berkata, “Cinta majasi dapat menjelma menjadi cinta hakiki; artinya cinta mengarah kepada Allah Swt dan manusia dapat mengambil keuntungan dari kecintaan seperti ini. Di samping itu, memiliki banyak pengaruh dan manfaat seperti cinta kepada manusia memberikan energi, daya dan kekuatan serta menghilangkan ketakutan kemudian memberikan manusia keberanian dan keprawiraan. Cinta akan mencetak manusia bakhil menjadi manusia dermawan. Cinta menyempurnakan jiwa dan pelbagai potensi menakjubkan dan bakat terpendam akan bersemi dengan cinta.

Cinta adalah penyuling dan akan menyuling segala noda yang terdapat dalam jiwa manusia menjadi suci.

Karena itu, cinta apabila ia merupakan cinta sejati (hakiki) tentu saja merupakan suatu hal yang terpuji dan apabila merupakan cinta majasi, dengan syarat disertai dengan ketakwaan dan kesucian, maka tentu cinta seperti ini bukan cinta yang tercela.


KISAH CINTA SEORANG NENEK DENGAN CUCUNYA

KISAH CINTA SEORANG NENEK DENGAN CUCUNYA

Kisah nyata cinta kasih tentang seorang nenek yang ingin memberi makan pada cucunya ini membuat semua terharu dan terus meneteskan air mata.
Di suatu siang hari terlihat seorang nenek berulang kali menekan tombol sebuah rice cooker, tetapi rice cooker itu tetap tidak mau menyala.
Lalu nenek ini berjalan tergopoh-gopoh dari dapur ke kamarnya. Di dalam kamar nenek langsung merapikan rambutnya yang sudah memutih dan mengganti baju. Setelah semua kancing bajunya terkancing, si nenek kembali membukanya lagi. Ternyata kancing bajunya tidak terkancing sesuai urutan, sehingga terkadang sisi baju yang sebelah kiri menjadi lebih tinggi dari yang kanan. Atau kancing yang sebelah kanan melampaui 2 urutan dari yang sebelah kiri.
Nenek bahkan harus mengulanginya beberapa kali sampai berkeringat, baru akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutannya. Setelah itu nenek berjalan keluar dari kamar. Saat nenek melintasi ruang tamu, cucu perempuannya yang berumur 16 tahun sedang menonton TV.
Terheran melihat neneknya berpakaian rapi, lalu bertanya, “Nenek mau kemana, bukannya tadi nenek sedang masak didapur?” Nenek kemudian menjelaskan kalau ia tadinya memang mau memasak, tapi entah kenapa rice cookernya tidak mau menyala, dan sekarang nenek mau keluar sebentar membeli makanan.
Dengan wajah cemberut, cucunya meminta agar nenek cepat pulang karena ia sudah mulai lapar. “Iya, nenek akan cepat pulang. Kamu tunggu nenek sebentar yah...” Kata neneknya dengan tersenyum, supaya wajah cucunya tidak merengut lagi. Nenek pun berjalan keluar rumah, menunggu bus yang lewat, lalu naik bus ke pusat penjualan makanan.
Beberapa saat setelah nenek keluar rumah, cucunya berjalan ke dapur mencari cemilan untuk sekedar mengganjal perut. Tak sengaja dia melihat steker rice cooker yang belum dicolok. Cucunya pun tersenyum geli melihat sikap pelupa neneknya seperti orang yang sudah pikun saja.
Sesampai di pusat penjualan makanan, nenek membeli nasi ayam kesukaan cucunya. Setelah selesai membayar dan hendak pulang, langkah nenek tiba-tiba terhenti persis di pintu keluar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, bola matanya membesar, raut mukanya berubah tampak kebingungan. Semua bangunan dan jalanan yang ada di depannya terlihat berbeda dan asing.
Nenek terdiam membisu sejenak. Dan akhirnya menyadari kalau ia lupa arah jalan pulang ke rumah. Lantas dengan sigap, nenek melambaikan tangannya sambil berjalan menghampiri seorang pemuda yang melintas di depannya. Meminta bantuan kepada pemuda itu agar mau membawanya pulang. “Nak, Nak, tolong antarkan nenek pulang...” Kata nenek.
“Maaf, Nek. Saya sedang terburu-buru.” Tolak pemuda tadi.
Kemudian nenek menghampiri seorang wanita paruh baya. Sama dengan pemuda tadi, wanita ini juga tidak bisa mengantarkan nenek pulang karena akan menjemput anak-anaknya.
Nenek tidak berhenti. Kali ini dengan gesit ia berjalan ke arah seorang bapak-bapak untuk meminta tolong. “Pak, Pak, tolong antarkan saya pulang. Cucu saya sedang menunggu saya pulang membawa makanan. Dia pasti sudah lapar sekarang.” Kata nenek dengan wajah terlihat sedih.
“Rumah Nenek dimana, yuk saya antar.” Jawab bapak ini.
“Emm... mm... saya.., saya tidak ingat dimana.” Kata nenek dengan terbata-bata. “Tapi tolong antarkan saya pulang, Pak. Pokoknya antarkan saja saya pulang.” Nenek memohon.
Bapak ini juga tidak bisa menolong karena nenek sudah pikun dan sama sekali tidak ingat dimana rumahnya. Mata nenek tampak berkaca-kaca, air matanya hampir jatuh membasahi pipi.
Berulang kali nenek terus meminta tolong kepada setiap orang yang ditemuinya untuk diantarkan pulang. Ada yang menolak dan ada juga yang bersedia... tapi siapa pun yang mau menolong tetap saja tidak bisa mengantarkan nenek. Wajah nenek tampak sangat sedih. Tanpa di sadari air mata nenek mengalir di pipinya. Teringat cucunya menahan lapar, sedang menunggunya pulang membawa makanan.
Nenek tetap terus berjalan sambil meminta tolong, dan sesekali mencoba mencari jalan pulang sendiri. Tanpa berhenti untuk beristirahat. Rambut putihnya yang tadinya tersisir rapi dan diikat ke belakang, sekarang mulai berantakan dan tidak karuan.
Kedua tangannya terus mendekap nasi ayam yang dibelinya tadi siang agar tetap hangat. Seluruh wajah dan bajunya telah basah oleh keringat. Langkahnya juga sudah mulai melambat karena kakinya terasa sakit dan kelelahan.
Hingga hari mulai gelap, nenek masih saja terus berjalan, berusaha bisa sampai ke rumah meskipun dari wajahnya terlihat jelas sekali kalau nenek sudah sangat kelelahan...
Pada waktu yang bersamaan, dirumah nenek, sepasang suami istri baru pulang. Mereka adalah orang tua dari cucu nenek. Si ibu melihat anaknya yang sedang ngemil sambil menonton TV. Lalu bertanya, “Kok kamu ngemil, apa nenek belum selesai masak?”
Putrinya menjelaskan, kalau nenek tidak jadi masak hari ini dan sudah sejak tadi siang pergi ke pusat penjualan makanan tapi masih belum pulang sampai sekarang.
“Apa! Nenek belum pulang dari tadi siang?!” Kata ayahnya dengan wajah terkejut bercampur khawatir. Belum sempat anaknya berkata apapun, kedua suami istri ini langsung pergi lagi bermaksud mencari nenek ! Anaknya kaget melihat kedua orang tuanya tiba-tiba menjadi panik dan langsung pergi lagi.
Setelah beberapa saat dia baru sadar, kalau nenek bukan pelupa, tapi sudah pikun, dan nenek pasti sedang tersesat sekarang. Segera, dia pun mengikuti kedua orang tuanya pergi mencari nenek.
Ketiganya berkeliling di tengah keramaian kota, berusaha menemukan nenek. Dan kemudian, kedua suami istri ini mendengar bunyi klakson mobil bersahut-sahutan. Keduanya segera berlari ke arah bunyi klakson tersebut.
Sesampainya disana mereka melihat nenek berdiri terbengong di tengah jalan menghalangi laju mobil-mobil. Lalu keduanya menarik tangan nenek dan menuntunnya ke tepi jalan. “Apa yang Ibu lakukan di tengah jalan seperti ini. Ibu membuat kita jadi tontonan semua orang...” Bentak putranya.
“Pak, Pak, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sekarang pasti sudah sangat lapar. Kasihan cucu saya, dia belum makan dari siang. Tolong Pak...” Karena di bentak, nenek semakin linglung dan tidak ingat dengan putra maupun menantunya sendiri.
“Bu! Saya ini anakmu sendiri!” Teriak putranya lagi. Kemudian sang nenek berpaling ke arah menantunya, “Nyonya, tolong antarkan saya pulang, cucu saya sedang menunggu saya pulang bawa makanan.” Nenek memelas sambil menangis.
Mendengar nenek memelas seperti itu ditambah dengan melihat kondisi tubuh nenek yang sedemikian sangat lelahnya. Hati keduanya terasa sangat pilu sekali. Tak kuasa menahan air mata, menantunya menjadi ikut menangis. Menangis dengan teramat sedih. Menyadari betapa besarnya cinta dan kasih sayang nenek kepada cucunya, yang tak lain adalah putri mereka sendiri.
Tiba-tiba... dari kejauhan, sayup-sayup terdengar suara cucunya memanggil, “Nenek, Nenek...” Nenek menoleh ke belakang, mencari asal suara cucunya. Ternyata benar, cucunya berada tidak jauh dari sana.
Dibalik keremangan lampu jalan, cucunya berlari ke arah nenek. Senang melihat cucunya berada disana, nenek pun berjalan ke arah cucunya dengan tertatih-tatih. Walaupun terlihat nenek tersenyum sangat senang, namun masih tampak sangat jelas kecapekan dibalik senyumannya itu.
Cucunya langsung memeluk nenek. “Nenek maafkan saya, Nenek tidak apa-apa?” Kata cucunya dengan meneteskan air mata.
“Iya, Nenek tidak apa-apa. Ini nenek sudah belikan nasi ayam kesukaan kamu, ayo makan. Kamu pasti sudah lapar sekali. Kasihan cucu nenek harus kelaparan sampai malam.” Kata nenek sambil membuka bungkus nasi lalu di suapkan ke mulut cucunya. Cucunya terus menangis. “Nenek maafkan saya, maafkan saya, nek.” Cucunya terus berulang-ulang meminta maaf sambil menangis...
“Tolong maafkan nenek yah, kamu jadi harus kelaparan menunggu nenek terlalu lama.” Mendengar nenek berkata demikian, dan melihat kondisi nenek yang begitu kesakitan juga kelelahan. Air mata cucunya semakin deras mengalir. Putra dan menantu nenek yang melihat kejadian ini, juga menitikkan air mata. Lalu keduanya berjalan mendekati nenek dan memeluk nenek dari belakang. “Ibu, kami semua sangat mencintaimu.”
Sahabat yang terkasih,
Kisah ini disampaikan kepada saya dan Anda untuk membuka hati dan mata kita akan betapa besarnya cinta kasih orang tua dalam mengurus serta membesarkan anak-anaknya. Ketika orang tua kita sudah renta dan tidak lagi mampu mengurus dirinya sendiri, sebagai anak, sudah sepatutnya kita juga mengasihi, merawat dan memperhatikan mereka sama persis dengan yang telah mereka lakukan kepada kita.
Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, maukah Anda berbaik hati untuk ikut serta bersama saya dalam meneruskan pesan kisah cinta kasih ini dengan “Tag/Share dan Broadcast” kepada semua teman-teman dan anggota keluarga?
Karena dengan kita berbuat demikian serta menganjurkan orang lain turut melakukan suatu mahakarya kebajikan untuk lebih peduli kepada orang tua dan akan membawa berkah rahmat terbesar dalam hidup kita di dunia ini.
Terima Kasih telah menyempatkan waktu untuk membaca kisah ini dan terima Kasih telah berbagi hati mulia Anda untuk semua orang tua di dunia ini. (Eric Darwin)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat, maka anda dipersilahkan untuk mengcopy/salin dan mengedarkan cerita ini ( jimmy )










Jumat, 24 April 2015

Perbedaan atau Cinta

Assalamualaikum, 

Beda agama, tapi cinta. Trus gimana? Oke saya mau bahas soal cinta satu ini, cinta yang sebenernya menurut saya lebih kuat dari cinta yang lain? Kenapa? Memang beda, bahkan perbedaan itu terlalu sulit buat disatuin, dan perbedaan ini pula tantangan terbesar dari sebuah hubungan. Jujur saja , saat iman saya masih terombang-ambing saya pernah resmi berpacaran dengan seorang cowok yang menyebut Tuhannya berbeda dengan saya. Saya gak pernah kefikiran sampe sana, toh itu masih jaman sekolah dan belom serius-serius amat, lama-kelamaan semua malah jadi lebih baik, jarang banget berantem dan dia juga gak pernah sedikit pun bikin saya marah, dia beda banget dari cowok lain yang pernah nemenin waktu-waktu saya. Saya yakin, orang lain yang pernah terperangkap dalam cinta yang kayak gini pasti ngerasain hal yang sama. Lebih indah dan gak banyak cekcok, itu sebabnya yang beda malah lebih awet daripada yang sama. Ini menurut pengalaman ku ya, Tahukah kenapa? Karena kita sangat saling menghargai, dimulai dari menghargai keyakinan masing-masing karena itu kami bisa menghargai sikap kami yang lainnya.
Oke lanjut ke cerita saya sekitar hamper 1,5 tahun lalu. Kita bener-bener hampir gak pernah berantem hebat atau sampe air mata saya netes. Bahkan mungkin saya bisa sebut lelaki itu lah yang berhasil bisa menahan air mata saya. Dia yang selalu meng-support saya ketika saya jatuh. Contoh nya pada saya tidak mendapatkan universitas yang saya inginkan dia tetap membuat saya tetap semangat karna menurut dia tidak semua nya yang inginkan itu akan tercapai semua, dan selalu bilang tuhan selalu punya rencana dan rencana yang tidak pernah kita ketahui, tapi dia selalu bahwa tuhan memberikan yang terbaik kepada para umatnya, itulah yang selalu membuat saya tetap selalu ingin bertahan dengannya.Tapi pada akhirnya kita tetap pisah, karena mamah ngerasa ada yang aneh sama saya. Jujur aja, waktu itu sih Backstreet, tapi sepinter apapun kita menyembunyikannya dari orang tua, naluri orang tua gak akan pernah bisa dibohongin. Contoh mamahku, tiba-tiba kita cerita tentang cinta yang agamanya beda, mamah sampe bilang kalo mamah gak akan Ridha kalo sampe aku dapet yang non muslim mau sekaya apapun dia segagah apapun dia tetap tidak ada restu dari mama mau jadi mualaf pun mama pernah sama hubungan aku dengan doi, mama setuju kalau aku sama doi hanya sebatas teman ataupun bila ingin ya mungkin sekedar sahabat. Apa yang bakal kalian pikirin kalau orang tua kalian tetap kalian sedangkan kalian tetap memilih dia?” Hmm. Apalagi yang saya cari adalah sosok seorang Imam, Imam yang seharusnya memiliki arah dan keyakinan yang sama. Saat itu bener-bener merasa kayak dibablas abis deh perasaan saya.
Dalam waktu 6 bulan saya tetap menjalani hubungan ini, dan ketika komunikasi kita sudah mulai kurang saya jadi terfikir ingin memutuskan semua ini. Sedikit demi sedikit perasaan saya luntur terhadap dia ketika mungkin ada orang yang selalu ada buat saya dan emang yang selalu diinginkan oleh mama saat ini.

Tapi saya masih ragu ketika ingin mengatakan putus dengan dia, dan pada akhirnya aku tanyakan pada dia tentang perasaan dia kepada saya “ Ko sering ngilang ya? Udh jarang ngabarin banget ya skrg? ” terus dia jawab “Lah, kan kamu tau sendiri kalau aku sekolah kedinasan dan gaboleh selalu pegang hp kan, ko tiba-tiba nanya gitu kan emg biasanya aku hubungin kalau aku ada waktu kosong disini” Ok, Ketika bilang seperti itu saya tetap maklumi. Dan pada beberapa hari kedepan dia masih saja tetap tidak menghubungi saya. Dan pada suatu ketika saya send message ke dia kayaknya hubungan saya dengan dia sudahi saja ya sampai disini mungkin ini takdir tuhan yang emang ga ngebiarin kita buat selalu bersatu.
Sempat berfikir setelah meng-send pesan itu Kenapa saya gak pikir panjang dan terkesan gak mau memperjuangkan? Umur pacaran kita waktu itu masih sebentar banget, bukannya daripada semakin kuat rasanya malah makin susah buat pergi dan malah bikin orang-orang kesayangan kita sakit dan sedih. Gak ada balesan, entah udah sms yang keberapa kali saya kirim, sampe akhirnya dia telfon, dan kita ngomong baik-baik. Dan akhirnya dia mendatangi saya dan bilang “berat hati banget kalau harus pisah gaada solusi lain kah, saya selalu hargai apa yang kamu kerjakan masa ketika saya sibuk kamu ga hargai saya ?” Dan dia menyangka bahwa disini saya mencari yang lain, dan saya masih terdiam dan pada akhirnya saya belum bisa menjawab pertanyaan yang dia ajukkan itu, saya merasa ego saya terlalu tinggi pada saat itu.
Satu minggu kemudian, hubungan kita sangat mengantung banget dan pada akhirnya saya menegaskan untuk tetap berpisah tapi saya tidak mengingkan permusuhan saya ingin selalu tetap menjadi orang baik yang selama ini dia ketahui dan pada akhirnya dia menerima kalau hubungan cukup sampai disini saja.
Yang membuat saya ingin tetap pisah dengan dia Saya sadar satu hal, itu berarti Tuhan masih mencintai saya, karena saya belum memiliki rasa yang berlebih sama cowok ini, tapi jujur saya sedih, sesek dan akhirnya nangis juga. Gak tau deh apa saya bisa nemuin cowok sebaik ini lagi apa enggak? Mungkin cuma itu yang selalu saya tanya pada diri saya sendiri sejak kita putus, apa saya bisa nemuin cowok sebaik ini lagi? Karena memang saya ngerasa yang seperti itu ya cuma dia. Tapi, saya lebih mencintai kedua orang tua saya dan Allah, saya percaya, suatu hari akan ada lagi yang lebih baik dari dia, meski saya gak tau kapan datengnya. Berat memang, buat yang gak pernah ngalamin mungkin gampang kalian bilang itu semua sia-sia, dosa, kafir, atau apalah. Tapi saya percaya, yang mempertemukan kita dan pasangan kita yang berbeda itu juga Tuhan bukan? Dan Tuhan pasti ingin tau, seberapa besar hamba-Nya bisa melewati ujian dan memilih cinta antara Tuhan dan hamba-Nya. Buat kita yang pernah mengalami, kita jadi lebih belajar suatu hal baru tentang cinta yang sebenarnya, tentang cara menghargai pasangan yang sebenarnya dan dengan cara memikirkan masa depan jika kita dan pasangan kita tetap berbeda. Dan percaya atau enggak, dia masih menghubungi saya. Terakhir, dia Message saya  dan bilang "Kenapa harus gini? Bla ba bla..." bicara tentang masa lalu dan alasan pisah. Saya cuma bisa baca dan membalasnya dengan maaf, pada akhirnya saya memaksa untuk tidak lagi merespon pesannya meski didalamnya ia selalu mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan, makan, shalat dan berdoa disetiap langkah. "Aku selalu mendoakan kamu agar selalu sukses dan bahagia, semoga kamu mendapatkan lelaki yang baik ya,"
Hampir semua orang menganggap remeh soal ini, sebut saja sahabat, mereka fikir mudah melepaskan orang baik? Mereka fikir mudah menemukan orang yang lebih baik lagi nantinya? . Tapi nyatanya saya masih peduli dengan hati kedua orang tua dan Allah yang selalu memperhatikan saya. Saya percaya, waktu akan menjawab semuanya dan Allah gak akan memberikan yang buruk untuk saya.
Ini pertanyaan dari teman saya yang selalu di ajukkan pada saya
A : Wah gila lo pacaran sama orang hindu? Emangnya gak ada yang lain apa? Kan masih banyak yang seiman?
B : Seiman belom tentu sehati kan?
A : Ya trus lo gak takut dosa emang? Kan haram?
B : Gue percaya, cinta gak ada yang haram, cinta kan dari hati, otomatis dari Tuhan, dan cuma Tuhan yang bisa ngegerakin hati gue, tapi keputusan tetep ada di fikiran gue
A : Trus gimana? Bawa aja pacar lo ke islam
B : Kalo gue yang dibawa ke agama dia gue gak bakal mau lah, masa gue dibawa ke agamanya disaat gue tau Allah udah sayang sama gue dengan semua nikmat yang Dia kasih. Nah sama kayak fikiran cowok gue, pasti dia gak bakal mau, kalo dia mau pindah karena gue, gue tau satu hal, dia gak cinta sama agama dan Tuhan-Nya
A : Emangnya lo gak mikirin gimana nanti kedepannya?
B : Jangan tanya itu deh, gue sama pacar gue mikirin itu hampir tiap detik, kita selalu coba cari cara buat ngancurin perbedaan ini, tapi gue sadar ini berat. Kalo Tuhan kita emang gak Ridha gue yakin suatu hari kita pasti putus, tapi biar waktu yang mutusin, gue gak bisa, karena menurut gue, dia yang terbaik Sedikit banyak itulah jawaban yang saya terapkan, pada akhirnya kita putus karena waktu, bukan karena orang ketiga, pengingkaran janji atau masalah klise lainnya. Saya tau semua pasti mau yang terbaik, tapi saya yakin jika iman kita udah sama, itu udah pasti yang terbaik. Hukum untuk cinta beda agama ini yang sudah saya pelajari memang berbeda, jika seorang muslimah mencintai sampai menikahi lelaki yang berbeda keimanannya itu tidak diperbolehkan. Kenapa? Ya tentunya seorang wanita dalam keluarga kan selalu ikut ke suami, nah kalo suaminya udah beda istrinya harus gimana? Sedangkan menghormati dan menuruti suami adalah wajib hukumnya bukan? Karena Islam itu tinggi dan tidak boleh direndahkan :') Agama yang diterima di sisi Allah adalah Islam (QS. Al Imran:85) Sedangkan untuk seorang muslim laki-laki dibolehkan menikahi wanita yang berbeda, asal wanita itu seorang ahli kitab dan yang bisa menjaga kehormatannya. Kenapa? Karena seorang lelaki adalah pemimpin, bisa membimbing istri dan keluarga dan tentunya jika imannya kuat juga tidak mudah terbawa arus meski sang istri berbeda keyakinannya. Namun beberapa ulama menganggap hukum pernikahan ini makruh. Wallahualam :) Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan) mengawini wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu (QS. Al Maidah: 5).